Sunday, July 9, 2017

Vonis PCOS

Setelah pengobatan herbal yang tidak mendatangkan hasil, kami benar-benar berusaha untuk membuat pikiran dan hati ini tenang, pasrah, tetapi tetap berpengharapan. Kami senantiasa memanjatkan syukur dan permohonan kepada Tuhan. Kami menyerahkan segala yang kami alami, baik hal membahagiakan maupun hal yang membuat kami kecewa.

Banyak keluarga, kenalan, teman yang menyarankan untuk periksa ke sana, ke situ, ke sini. Semua informasi kami tanggapi dengan senyum karena mereka pastilah sangat menyayangi kami, sehingga menunjukkan perhatian dengan memberikan begitu banyak saran. Akan tetapi, belum ada niatan dalam hati kami lagi untuk kembali berobat. Apalagi jika usulannya itu adalah pijat.

Sekitar tahun 2011, beberapa lama setelah tidak berobat ke mana-mana, saya kembali mengalami terlambat menstruasi selama 4 bulan. Saya mulai gelisah dan menanyakan ke suami, apakah sebaiknya kami kembali mencoba pengobatan. Tahun itu adalah tahun yang secara ekonomi tidak menguntungkan untuk kami. Saya mengajukan pengunduran diri dari kantor saya karena saya merasa kondisi kerja terlalu membuat saya stres dan bisa saja menghambat usaha kami. Dan saat itu juga, kami mulai membangun rumah impian kami. Tabungan kami mulai makin menipis. Namun, suami tetap mendukung saya untuk berobat.

Kami lalu memilih dokter kandungan lain. Singkat cerita, kami mulai bertemu dokter tersebut. Dokter meminta saya berbaring dan USG transvaginal pun dilakukan. Itu pengalaman saya pertama kali di USG dengan cara tersebut. Agak risih dan tidak nyaman pada awalnya. Lalu, ketika memeriksa, dokter mendapati sesuatu yang ganjil. Saya dicurigai memiliki PCOS.  Waktu itu kami tidak paham apa maksudnya. Lalu dokter meminta kami untuk mencari informasi sendiri melalui internet tentang PCOS. Kami hanya diberi tahu bahwa akan sangat sulit bagi kami untuk bisa hamil. Kami lalu diberi resep obat Metformin. Metformin ini adalah obat yang biasa dikonsumsi penderita diabetes dan biasanya digunakan untuk terapi PCOS.

Saat keluar dari ruang praktik dokter itu, saya tak lagi mampu membendung air mata. Tidak bisa hamil? Harapan saya tiba-tiba kembali runtuh. Saya tak berhenti menangis saat itu. Kami pun kemudian bersama-sama mencari tahu tentang apa itu PCOS.

PCOS adalah singkatan dari Polycystic Ovarian Syndrome. Saat USG transvaginal tersebut terlihat ada banyak bulatan kecil di indung telur saya maka dari itu disebut polycystic (kista kecil berjumlah banyak). Namun, kista yang ini sebenarnya adalah sel telur yang gagal matang dan pecah. Sederhananya seperti itu, kalian bisa mencari sendiri informasi tentang PCOS lebih lanjut.

Setelah saya dan suami dapat menata hati, kemudian kami menata rencana ke depan untuk menghadapi masalah ini. Salah satunya adalah tetap rutin periksa dan memantau siklus menstruasi sambil mengonsumsi Metformin tersebut. Dan yang tak pernah ketinggalan, kami selalu menyerahkan perjuangan kami kepada Tuhan.


Dan pada tahap ini, suami juga diminta untuk memeriksa spermanya. Sebelumnya suami pernah memeriksakan diri ke lab, dan saat itu hasilnya tidak terlalu baik, asthenozoospermae. Kondisi ketika sperma yang sehat dan berjalan maju sangat sedikit dibandingkan dengan sperma yang mati dan bergerak berputar. Suami tak putus asa, dia mulai mencari tahu bagaimana memperbaiki kesehatan spermanya. Mulai dari mengonsumsi vitamin, makan sehat, dan sebagainya.


bersambung....

No comments:

Post a Comment

Fleks Cokelat

Kehamilan saya sudah masuk minggu ke-24 dan sendi kaki kiri masih sakit. Saya setiap pagi selalu meluangkan waktu sekitar setengah jam untu...