Setelah peristiwa keluarnya
gumpalan saat menstruasi saya bulan sebelumnya, membuat saya dan suami lebih
berhati-hati. Pada saat menstruasi bulan berikutnya, kami menemui dokter lagi.
Kali ini saya merasa tidak ada yang aneh dengan keadaan saya sebulan ini.
Ketika kami sudah masuk ke ruang
periksa, seperti biasa, dokter memeriksa saya dengan USG perut. Pada saat itu
dokter tiba-tiba mengatakan, “Wah, ada kistanya ini!” Langsung saya dan suami
geragapan. Kista? Aduh! Apa lagi ini? Dokter lalu mengukur besarnya kista
melalui layar USG-nya.
Setelah saya selesai diperiksa
dan diminta turun dari bed, saya lalu bertanya ke dokter tentang kista yang dia
temukan tadi. Sebesar apakah? Letaknya ada di mana? Apakah berbahaya?
Mempengaruhi kemampuan saya untuk bisa hamil? Apakah harus operasi? Namun,
jawaban dokter saat itu membuat saya dan suami kaget sekaligus jengkel. Dia
hanya menjawab, “Sudahlah, tidak usah dipikirkan, mbak.”
What? Tidak usah dipikirkan?
Setelah dia barusan heboh menemukan kista di rahim saya? Setelah dia dengan
heboh mengukurnya di layar USG? Dan mengatakan setelahnya supaya saya tidak
usah memikirkannya?
Setelah pertemuan tersebut, saya
mengatakan kepada suami kalau saya ingin istirahat dulu, tidak mau periksa dulu
untuk sementara. Saya merasa lelah fisik, mental dan emosi. Suami pun sepakat.
Maka saat itu, kami menggunakan metode alami dengan harapan nantinya kami suatu
saat nanti hamil.
bersambung....
No comments:
Post a Comment