Sunday, July 23, 2017

Inseminasi Buatan Kedua

Sekitar hampir sebulan setelah inseminasi buatan yang pertama, saya merasakan adanya tanda-tanda akan menstruasi. Dan seminggu kemudian, saya beneran menstruasi. Yah, gagal maning… gagal maning. Kami pun kembali menemui dokter.

Waktu di tempat praktik, kami disapa oleh para asisten dokter, dan disangka saya sudah hamil setelah inseminasi sebelumnya. Saya jawab dengan lesu jika saya justru menstruasi. Gagal. Kami pun harus mengulang proses dari nol. Prosesnya sama persis, hanya saja kali ini ketika deteksi ovulasi, dinding rahim saya tidak menebal. Maka dokter memberi resep tambahan untuk membantu penebalan dinding rahim.  Setelah beberapa hari mengonsumsi obat tambahan tersebut, kami siap melakukan inseminasi buatan yang kedua.

Karena sudah pengalaman dengan inseminasi yang pertama, ketika kami sampai di tempat praktik dokter dan suami sudah diminta untuk mengeluarkan sperma, kami langsung pamit untuk membeli makan malam. Dan ketika kami kembali dari makan malam, prosesnya ternyata belum juga rampung. Lalu, proses yang kami lalui malam itu sama persis dengan proses pada bulan sebelumnya, hanya saja malam itu kami tidak perlu mengalami ban bocor.

Namun, sayang sungguh sayang…. Bulan berikutnya saya mengalami menstruasi lagi. Gagal untuk ke sekian kali. Dan karena kami mulai kelelahan secara fisik, mental, jiwa, dan juga financial, kami untuk ke sekian kalinya juga menyerah dan memilih istirahat sejenak lagi. Namun, kami berdua tetap melanjutkan obat-obat rutin yang diberikan dokter, jika kami kehabisan, kami akan membelinya lagi di apotek. Toh tak ada salahnya karena dokter juga bilang kalau kami harus meminumnya sampai saya berhasil hamil.

bersambung...

No comments:

Post a Comment

Fleks Cokelat

Kehamilan saya sudah masuk minggu ke-24 dan sendi kaki kiri masih sakit. Saya setiap pagi selalu meluangkan waktu sekitar setengah jam untu...