Wednesday, October 11, 2017

Fleks Cokelat

Kehamilan saya sudah masuk minggu ke-24 dan sendi kaki kiri masih sakit. Saya setiap pagi selalu meluangkan waktu sekitar setengah jam untuk sekadar mondar-mandir di depan rumah supaya sendi menjadi lebih lemas. Saya tidak berani berjalan jauh karena takut nanti tiba-tiba sakitnya makin menjadi dan saya akan kesulitan untuk balik ke rumah.

Saya berusaha lebih aktif dan mengajak suami untuk berjalan-jalan ke toko buku sekitar seminggu setelah kontrol terakhir. Sewaktu sore sampai di rumah, saya pipis dan ketika membersihkan kemaluan, saya menemukan ada fleks coklat. Saya langsung khawatir. Saya tunjukkan fleks itu ke suami dan saya langsung diminta untuk bed rest. Waktu itu saya tidak merasakan keluhan apa pun di sekitar perut saya. Tidak ada kram, tidak ada mulas, tidak terasa kencang, tidak sakit, biasa saja. Kami memutuskan untuk melihat progressnya nanti. Jika besok masih juga ada fleks, kami akan ke dokter.

Esoknya, saya membolos kerja untuk sekadar bed rest. Masih ada sedikit fleks yang keluar. Kami pun memutuskan untuk ke dokter pada sorenya. Ketika saya menceritakan apa yang terjadi, dokter langsung memeriksa kembali kandungan saya lewat USG. Dari hasil USG, tidak ada kelainan apa pun di kehamilan saya. Kondisi janin sehat, plasenta ada di atas, tidak ada hal yang mengkhawatirkan. Lalu, dokter menyimpulkan bahwa kemungkinan ada lecet atau luka kecil di daerah dinding vagina karena fleks yang keluar berwarna cokelat, jadi bukan darah segar yang mengalir deras. Bisa jadi luka terjadi sehari sebelumnya dan darah lama itu baru keluar dalam bentuk fleks kecokelatan.

Kami pun pulang dengan sedikit lega. Lega karena kehamilan saya aman, dan “sedikit” karena kami belum tahu penyebab lecet itu. Namun, paling tidak sendi saya yang sakit berangsur-angsur membaik.
Sekitar seminggu kemudian, saya menemukan fleks kecokelatan lagi. Kali ini lebih sedikit daripada sebelumnya. Kami pun berusaha tenang dan mengingat pesan dokter bahwa itu tidak berbahaya. Akan tetapi, kami makin khawatir karena fleks tersebut berulang terjadi seminggu kemudian. Jadi, hampir tiap akhir pecan, saya mengalami fleks cokelat. Akhirnya kami kembali ke dokter. Karena kami datang kedua kalinya dengan keluhan yang sama dan waktunya tidak lama, maka dokter memutuskan untuk mengecek langsung bagian dalam vagina saya. Dengan speculum seperti dulu sewaktu saya melakukan inseminasi buatan, dokter mengecek kondisi dinding vagina saya. Akhirnya ditemukanlah penyebab fleks selama ini. Dokter menemukan ada beberapa polip di sekitar mulut rahim saya. Polip itu muncul sebagai efek dari kehamilan, jadi tidak membahayakan. Polip itu semacam bisul yang akan berdarah jika tergesek. Polip bisa hilang seiring makin tuanya usia kehamilan karena kulit mulut rahim akan menebal. Namun, ada kemungkinan juga polip tersebut tetap ada dan saya akan mengalami fleks cokelat sampai saatnya melahirkan nanti.

Hasil pemeriksaan yang melegakan sekaligus tidak melegakan… hahahaha…

bersambung…


Sunday, October 1, 2017

Kontrol 24 Minggu

Ketika mendekati minggu ke-24, saya mengalami kesakitan di daerah sendi antara kaki dan pinggul bagian kiri. Rasanya sangat sulit untuk bergerak apa lagi untuk berjalan. Saya harus berjalan pelan dan terpincang-pincang. Berbagai kekalutan muncul. Apakah ada syaraf yang terjepit? Bagaimana jika iya, apakah saya dapat berjalan normal lagi?

Hingga seminggu kemudian, sekitar akhir Juli 2017, saat jadwal kontrol, dengan susah payah saya dan suami menuju tempat praktik. Saya menceritakan semua yang saya alami dan rasakan. Dokter memberi penjelelasan kalau itu hal yang lumrah terjadi. Sewaktu hamil, si ibu akan mengalami pembesaran secara fisik di semua bagian, termasuk sendi-sendi tubuh mengalami penyesuaian terlebih di bagian pinggang. Hal itu terjadi untuk mendukung kehamilan dan persalinan nantinya. Itu kerjaan hormon. Lalu, setelah menjelaskan panjang lebar, saya diminta untuk tetap berlatih untuk berjalan, jangan menuruti rasa sakitnya. Baiklah. Saya akan jalan-jalan tiap pagi di depan rumah dulu, untuk melemaskan sendi-sendi.

Lalu setelah itu, dokter meminta saya untuk berbaring dan di-USG. Minta ampun susah dan sakitnya saat itu hanya untuk naik dan berbaring di bed. Saya sampai teriak-teriak karena sendi yang sakit itu sangat kaku dan saya kesulitan untuk berbaring. Akhirnya dengan bantuan suami dan asisten dokter, saya dapat berbaring. Hanya untuk berbaring saja saya harus keluar keringat seperti habis lari marathon. Setelah cek-cek, diperkirakan berat bayi sudah bertambah menjadi 657gr. Kondisi bayi sehat dan aktif. Sehat-sehat selalu ya, Nak….


bersambung…

Fleks Cokelat

Kehamilan saya sudah masuk minggu ke-24 dan sendi kaki kiri masih sakit. Saya setiap pagi selalu meluangkan waktu sekitar setengah jam untu...