Sunday, June 4, 2017

The Beginning

Sebagian dari kita yang saat ini merencanakan suatu pernikahan, dapat beranggapan bahwa pernikahan adalah tujuan dan akhir dari perjuangan mereka. Sebagian lagi beranggapan bahwa pernikahan adalah suatu awal dari perjuangan itu sendiri.  Yah, saya setuju dengan keduanya. Pernikahan memang tujuan bagi sepasang kekasih untuk meresmikan hubungan mereka, sekaligus awal dari perjuangan hubungan itu sendiri.


Perjuangan dalam pernikahan tidak hanya berupa relasi yang dijalin oleh setiap pasangan, tetapi juga hal-hal lain di luar itu yang terkadang di luar kendali pasangan. Kondisi sosial, ekonomi, kesehatan dapat menjadi sesuatu yang harus mereka perjuangkan. Tidak sedikit yang gagal dan akhirnya berpisah.
Hal yang sering saya temui, bahkan saya alami sendiri adalah perjuangan yang harus kami tempuh untuk mendapatkan keturunan. Sepasang suami istri yang baru menikah pasti berangan-angan untuk segera mendapat momongan, kecuali bagi mereka yang ingin menundanya karena alasan tertentu. Namun, angan-angan itu ternyata tidak semudah perjuangan kami untuk pada akhirnya menikah, ini di luar kuasa kami. Sekeras apa pun kami berusaha, belum tentu usaha kami itu berhasil. Sekuat apa pun doa yang kami panjatkan, belum tentu doa itu langsung terjawab dalam waktu singkat.

Kami menikah pada tahun 2008 yang lalu. Dan, layaknya sepasang suami istri lainnya, kami tentu sangat mendamba anak lahir dalam keluarga mungil kami. Ternyata, itulah awal dari perjuangan kami, yang bisa dikatakan berat, tetapi juga bisa dikatakan justru hal inilah yang menguatkan ikatan kami sebagai suami istri. 

bersambung ....

Fleks Cokelat

Kehamilan saya sudah masuk minggu ke-24 dan sendi kaki kiri masih sakit. Saya setiap pagi selalu meluangkan waktu sekitar setengah jam untu...